Wonosari, Rabu Tanggal 26 Juni 2024 bertempet di Ruang Rapat Lantai II di selenggarakan Internalisasi Budaya Satriya pada Lingkungan DPMPTSP Kabupaten Gunungkidul , dalam sambutanya Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gunungkidul  menyampaikan amanatnya berkaitan dengan telah ditetapkanya Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2022 tentang Budaya pemerintahan bahwa Budaya Pemerintahan SATRIYA merupakan nilai nilai organisasi berdasarkan kearifan lokal dan telah diselaraskan dengan Core Values ASN/nilai dasar ASN BerAKHLAK. Semua pegawai harus memahami, memaknai dan mengatahui nilai niali dari filosofi Nilai Budaya Penerintahan SATRIYA, seperti kita ketahui SATRIYA memiliki dua makna yakni : Makna pertama, SATRIYA dimaknai senagai watak ksatria. Watak ksatria adalah sikap memegang teguh ajaran moral: sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh (konsentrasi, semangat, percaya diri dengan rendah diri dan rendah hati, dan tanggung jawab). Semangat dimaksud adalah golong gilig yang artinya semangat persatuan dan keasatuan anatar manusia dengan Tuhannya dan sesame manusia. Sifat atau watak inilah yang harus menjiwai seorang apparatus sipil negara dalam menjalankan tugasnya. Makna kedua, SATRIYA sebagai singkatan dari :

• Selaras
• Akal budi Luhur
• Teladan-keteladanan
• Rela Melayani
• Inovatif
• Yakin dan percaya diri
• Ahli-profesional

Masing-masing merupakan butir-butir dari falsafah Hamemayu Hayuning Bawana yang memiliki makna dan pengertian luhur, Nilai nilai yang di anut dalam budaya SATRIYA diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dalam bekerja, meningkatkan profesionalisme kinerja, mempertahankan keunggulan kompetitif dan inovatif setiap aparatur sipil negara khususya di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gunungkidul,  papar Agung Danarta